Menjadi Enterpreneur, By Accident atau By Design?

MotKetika tiba-tiba dipecat dari pekerjaannya, seorang teman di Bekasi jadi kelimpungan. Terbayang olehnya segala kemalangan yang akan dideritanya. Terbayang bagaimana sulitnya mencari peluang kerja baru. Dia mulai berpikir bagaimana menghasilkan uang untuk membayar kontrakannya dan menghidupi istri dan kedua anaknya. Dia masih bekerja di kantornya, tapi otaknya sudah mulai perputar untuk mencari pekerjaan baru. Dalam dua minggu kedepan, terhitung mulai tanggal pertama bulan depan dia harus meninggalkan kantor itu. Tapi diantara kabar buruk itu, ada sedikit harapan yang bsia diharapkan. Dia akan mendapat sedikit pesangon yang mungkin bisa menyabung hidupnya untuk beberapa saat sampai dia menemukan pekerjaan baru.

Ketika hari yang itu tiba, dia benar-benar down. Langit seaakan runtuh baginya. Beberapa minggu dia mencoba mencari pekerjaan baru, tetapi hasilnya nihil. Ketika selepas zhuhur dia sampai di rumah, istrinya menyuguhinya es teh manis dan sepiring kue donut. Dia bertanya dari mana istrinya membeli kue donut itu. Istrinya menjawab bahwa dia membuatnya sendiri. Dilahapnya donut itu sambil didorongnya dengan es teh agar segera masuk ke perutnya yang terasa lapar. Dia rasakan nikmat kue donut itu. Dia baru sadar bahwa istrinya pandai membuat donut.

Beberapa hari dia keluar rumah mencari pekerjaan, berkunjung ke rumah temen siapa tahu ada yang kasih informasi pekerjaan. Bahkan dia sudah siap dengan pekerjaan apapun. Tapi tidak ada hasilnya juga. Dan dia kembali pulang ke rumah. Lalu terpikir olehnya kue donut yang dibik oleh istrinya kemarin. Dian tiba-tiba dia mencetuskan ide untuk membuat usaha kue donut.

Tetelah bermusyawarah dengan istrinya, akhirnya dia memulainya. Tiga hari dia mecari informasi seluk-beluk kue donut dan membeli peralatan untuk memulai usahanya. dari uang pesangon yang diperolehnya. Esok harinya dia dengan nekat dia sudah memproduksi donut sederhana dan menitipkannya di warung sekitar kontrakannya.

Dan begitulah dia mulai membuka usahanya sendiri, menjadi penguasaha donut. Bahkan dia mengajak saudaranya di kampung untuk ikut memasarkannya.

Betapa banyak orang yang memulai usahanya dengan by accident, tidak sengaja, karena "kecelakaan", atau keterpaksaaan. Lalu keterpaksaan itu didesain agar menjadi lebih terarah, lebih baik dan lebih teratur. Keterpaksaan tidak menghalangi bisnis untuk berkembang. Bahkan banyak juga bisnis yang didesain dari awal malah mengalami kehancuran, karena beberapa faktor. Mungkin untuk menjadi entrepreneur, beberapa orang harus berada dalam situasi terpaksa sehingga bisa bersungguh-sungguh dengan prosesnya. Tapi tidak semua harus memulai dari kondisi ini. Andapun yang berada dalam zona nyaman, bisa saja memulai bisnisnya sejak dia masih bekerja, dan mengdapatkan sumber penghasilan dari dua arah.

Lalu bagaimana Anda memulai binsis anda? By accident atau by design?

0 Komen: