Pasar Anak-anak, Pasar Potensial

Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik tahun 2001, jumlah anak usia 0-14 tahun mencapai 63,9 juta orang, atau sekitar 30% jumlah penduduk Indonesia. Jumlah itu terbagi: usia 0-4 tahun sebanyak 21,7 juta (10,4%), usia 5-9 tahun 21,2 juta (10,2%), dan usia 10-14 tahun 21,07 juta (10,1%). Dan data tersebut untuk tahun ini mungkin sudah berubah dan diperkirakan semakin besar jumlahnya. Juka kita ambil prosentasenya, bahwa jumlah anak di Indonesia adalah 30% dari total populasi penduduk, maka jumlah anak termasuk pasar yang sangat potensial bagi produk-produk bisnis.

Martin Lindstorm (2007) telah melakukan penelitian mendalam dan luas mengenai sikap dan perilaku anak di seluruh dunia dan hubungannya dengan brand sebagaimana terdapat dalam bukunya “Brandchild”. Ia menyimpulkan hal-hal sebagai berikut; (1) anak mempengaruhi 60% belanja keluarga; (2) pelanggan (customer) muda tidak hanya mempengaruhi pembelanjaan keluarga untuk barang-barang seperti sarapan, melainkan juga untuk barang-barang penting seperti mobil, fesyen dewasa, dan memiliki implikasi pemasaran yang besar.

Oleh karena itu banyak produsen yang berlomba-lomba membuat inovasi produk yang dikhususkan untuk pasar anak. Hal ini karena walaupun anak-anak tidak memiliki uang sendiri untuk membeli kebutuhannya, tetapi mereka memiliki senjata untuk membujuk orangtuanya membeli produk yang diinginkanya. Mereka bisa ngambek, menangis dan lain-lain yang memaksa orangtuanya memenuhi kebutuhannya.

Beberapa usaha yang bisa digarap untuk ceruk pasar ini antara lain.
  1. Perlengkapan Bayi
  2. Makanan Tambahan Bayi
  3. Pakaian Anak
  4. Susu, Snack, Minuman dan lain-lain
  5. Mainan Anak
  6. Pendidikan Anak Usia Dini
  7. Kursus dan Les Pelajaran Sekolah
  8. Taman Bermain
  9. Wisata Anak
  10. Pusat Kesehatan Anak
  11. DLL
Namun demikian, memasarkan produk anak-anak tidaklah mudah. Mereka masih stabil dalam memilih produk atau menentukan merek. Mereka tidak selalu loyal pada produk tertentu. Kecenderungannya masih sering berubah. Oleh karena itu perlu adanya inovasi produk terus menerus untuk selalu menarik perhatian dan minat anak agar bisa membeli produk yang ditawarkan.