Analisa Usaha Bisnis Warnet

Kalo dihitung-hitung, harga berlangganan internet di Indonesia masih mahal. Padahal pengguna internet sudah sangat banyak. Internet menjadi kebutuhan yang sangat mendesk untuk dipenuhi. Terutama untuk kalangan bisnis, mahasiswa, pelajar dan juga untuk komunikasi. Kebutuhan internet yang belum bisa disediakan di setiap rumah adalah peluang untuk pengusaha jasa warung internet. Berikut ini analisa usaha bisnis warnet.

1. Perangkat Warnet

NO

ITEM

JUMLAH

SATUAN RP

HARGA RP

1

Komputer

10 SET

2.000.000

20.000.000

2

Komputer Server

1

4.000.000

4.000.000

3

Komp Operator

1

2.000.000

2.000.000

4

Printer

1

800.000

800.000

5

Modem

1

1.000.000

1.000.000

6

Kabel Listrik

1 set

250.000

250.000

7

Kabel Network

1 set

250.000

250.000

8

Switch Port

1 set

500.000

500.000

5

Instalasi

1

500.000

500.000

6

Meja & Kursi

10 set

100.000

1.000.000

7

Meja Kursi Operator

1

200.000

200.000


Total



30.500.000

2. Biaya Produksi

NO

ITEM

JUMLAH

SATUAN RP

HARGA RP

1

Sewa Tempat

1 bln

2.000.000

2.000.000

2

Langganan Speedy

1 bln

1.750.000

1.750.000

3

Telephon

1 bln

500.000

500.000

4

Listrik

1 bln

1.000.000

1.000.000

5

Karyawan

1

1.000.000

1.000.000

6

Lain-lain

1

250.000

250.000


Jumlah Total



6.500.000

3. Analisa Pendapatan

Jumlah CPU

Rata2 Pakai

Biaya

Perhari

Perbulan

10

8

5.000

400.000

12.000.000

Pemasukan

12.000.000

Pengeluaran

6.500.000

Penyusutan

1.525.000

Total Keuntungan

3.925.000


4 P, Memulai Wirausaha Dengan Teori Empat P

Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan teman lama. Setelah lulus kuliah, dia melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Tidak berapa lama, dia resign dari perusahaan tersebut dan pindah ke kantor lain. Menurutnya dia sudah beberapa kali pindah kantor karena ingin mencari suasana baru. Dan ketika dia mendapat pekerjaan di kantor baru, dia tetap saja merasakan suasana kerja yang sama. Harus siap bekerja dibawah tekanan, begitu syarat yang diajukan oleh pimpinan perusahaan.

Kebetulan pas waktu ketemu kemarin dia sedang jadi pengangguran setelah resigh dari pekerjaannya. Dan dia sedang mengirimkan lamaran kerja ke beberapa perusahaan, bahkan sudah ada yang memanggilnya untuk wawancara. Lalu saya menawarkan, kenapa tidak wirausaha sendiri aja? Dia bilang tida punya pengalaman dan tidak tahu tentang wirausaha. Bingung bagaimana memulainya.

Banyak orang ingin memulai usaha mandiri. Dia ingin meninggalkan kantor tempat dia bekerja, tetapi dia belum tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai usahanya. akhirnya dia jadi penganggurandan malah jadi beban buat orang lain. Tentu baik bila punya keinginan untuk berwirausaha, tetapi harus menyiapkan segala sesuatunya sampai benar-benar siap.

Saya teringat dengan teory 4P yang pernah saya baca. Saya katakan kepada dia, kalau mau wirausaha, paling tidak kita harus mengenali teory 4 P. Sebuah teory yang disebut Marketing Mix yang deperkenalkan oleh Neil H. Borden ketika dia mepublikasikan artikelnya, The Concept of the Marketing Mix. teori tersebut melupiti:

1. Product, baik produk barang fisik maupun jasa. Sebelum memulai usaha, harus menentukan produk barang atau jasa apa yang akan dijual.

2. Price (harga). Yaitu menentukan harga dari produk tersebut dengan menghitung segala biaya yang terkait dalam penjualan agar bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan produk.

3. Place (tempat). Selain memikirkan produk dan harga, juga harus memikirkan tempat yang pas untuk usaha. Tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen dan mudah untuk mendistribusikan produk ke konsumen. Di jaman sekarang, banyak orang berjualan dan tidak bergantung pada tempat secara fisik. Orang bisa berjualan dari internet. Yang dipikirkan hanya bagaimana mendistribusikan pesanan agar sampai ke konsumen dengan cepat dan biaya yang murah.

4. Promosi. Dan setelah semua siap, lakukan promosi yang effektif melalui media yang pas. Bisa melalui iklan koran, telefisi, selebaran pamflet, maupun melalui internet lewat blog, website, milis, ebook, dan lain-lain.

Tentu pembahasan ini sangat mendasar. kalu dijabarkan, masih banyak hal yang harus dijelaskan dengan lebih detail. Paling tidak ada gambaran apa saja yang harus dikuasai sebelum melakukan aktifitas usaha.

Usaha Kambing dan Sapi Kurban, Bisnis menggiurkan menjelang Idul Adha

Tiba-tiba saja di beberapa tempat di Jakarta banyak dipenuhi hewan kambing dan sapi. Pinggirpinggir jalan atau di beberapa lahan kosong dimanfaatkan oleh para pedagang musiman untuk berjualan hewan kurban. Tentu ini adalah momen yang sangat pas untuk mengeruk keuntungan dari usaha kambing atau sapi untuk kurban.

Sebentar lagi hari Raya Idul Adha memang akan datang. Kebutuhan akan kambing dan sapipun meningkat. Hal ini bisa dijadikan sebagai peluang usaha, atau ide bisnis bagi mereka yang ingin mendapatkan keuntungan bisnis musiman ini.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan usaha ini. Yang pertama adalah tentang Produk yang akan dijual. Bagaimana mendapatkan sapi atau kambing untuk dijual kembali di Jakarta? Kita bisa survey di beberapa daerah di sekitar Jakarta, seperti Sukabumi, Garut, Purwakarta, atau bahkan dari daerah Jawa Tengah.

Bisnis ini tentu membutuhkan modal yang cukup lumayan. Kalau kita mau menjual 200 kambing saja, minimal kita harus mempunyai modal Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta Rupiah) dengan asumsi satu kambing seharga Rp. 400.000,- (empat ratus ribu Rupiah). Dan kita bisa menjualnya dengan harga sekitar Rp. 500.000,- sampai Rp. 700.000, tergantung kualitas kambingnya.

Selain itu kita harus mencari tempat untuk menampung hewan itu sampai Idul Adha tiba, juga menyiapkan makanan untuk hewan-hewan tersebut. Kalau perlu kita harus membayar orang untuk memelihara hewan tersebut agar tetap sehat dan layak dijadikan kurban. Tak kalah penting mendapatkan sertifikat dari dinas terkait untuk memastikan bahwa hewanhewan yang dijual bebas dari penyakit dan memenuhi syarat kurban.

Setelah semua siap, lakukan promosi seluas-luasnya agar menarik calon pembeli untuk membeli hewan kurban tersebut, berikan bonus kepada mereka, seperti biaya antar gratis dan sebagainya.

Bagi yang punya modal, kenapa tidak mencoba bisnis musiman ini? Selamat berwirausaha...

Jual Beli atau Riba?

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168)

"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (Al-Maidah: 88)

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi saw, Beliau bersabda, “Tak seorang pun memperbanyak (harta kekayaannya) dari hasil riba, melainkan pasti akibat akhirnya ia jatuh miskin.” (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 5518 dan Ibnu Majah II: 765 no: 2279).

Dari Jabir ra, ia berkata. “Rasulullah saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama.” (Shahih: Mukhtasar Muslim no: 955, Shahihul Jami’us Shaghir no: 5090 dan Muslim III: 1219 no: 1598).

Diantara nikmat Allah adalah bahwa Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (lihat Al-Baqarah: 275). Dalam jual-beli terdapat banyak manfaat yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. Karena manusia selalu berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia membutuhkan barang-barang dan jasa yang tidak bisa dipenuhinya sendiri kecuali dengan bantuan orang lain. Maka jual-beli adalah cara yang diperbolehkan oleh Allah untuk manusia agar mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Yaitu dengan memberikan nilai harga dari barang yang diperlukan kepada orang yang memilikinya.

Syariah Islam memiliki Lima Tujuan Syariah atau yang disebut Maqooshidu Al-Syari'atu Al-Khomsah, yakni melindungi agama, melindungi akal, melindungi jiwa, melindungi harta, dan melindungi keturunan. Salah satu cara Islam melindungi harta adalah dengan membuat aturan bahwa perpindahan hak milik barang dari satu orang ke orang lain haruslah melalui cara yang benar, legal secara syar'i, dan salah satunya adalah dengan jual-beli yang sah secara syar'i.

Kenapa jual beli yang sah secara syar'i?
Islam tidak hanya menyodorkan jual-beli sebagai cara perpindahan hak milik, tetapi Islam juga mengatur tata-cara jual beli itu agar menjamin kemaslahatan bagi kedua belah pihak yang bertransaksi tanpa melanggar hak-hak yang lain. Karena ada sebagian orang yang melakukan jual-beli, tetapi dengan cara-cara yang tidak legal, penuh tipu-daya, pembodohan konsumen dan lain-lain.

Berbeda dengan jual-beli, riba diharamkan dalam Islam. Riba adalah tambahan dalam transaksi yang tidak sesuai dengan syariat. Riba sendiri ada dalam transaksi utang-piutang dan jual-beli.

Sebagai calan pengusaha tentu membutuhkan modal. Dan ada banyak iklan di koran-koran, pamflet yang tertempel di pagar, tiang listrik, rumah-rumah, bahkan tembok masjid yang menawarkan pinjaman dengan bunga tertentu. Secara kasat mata saja kita tahu bahwa itu adalah riba. Tapi kadang ada yang tergoda bahwa ini demi kepentingan yang mendesak. bahkan ada yang mengira bahwa itu tidak mengapa, toh bukan dia yang memakan riba (yang memberikan pinjaman dengan bunga). Padahal sudah jelas bahwa yang dilaknat bukan hanya yang makan riba, tetapi juga yang memberikan makan riba, bahkan yang menjadi saksi.

Tentu senang bila usaha bisnis kita berkembang. Tetapi perlu diperhatikan bahwa usaha kita semampunya diusahakan sudah sesuai syariat dan terhindar dari riba dan sejenisnya.

Analisa Usaha, Panduan Menghitung Modal Usaha

Alhamdu lillah.

Blog ini insya Allah akan akan menjadi referensi bagi mereka yang memulai usaha dan tidak tahu bagaimana menghitung modal awal untuk memulai usahanya. Blog ini juga akan membahas tentang referensi bisnis, motivasi bisnis, etika bisnis dan segala hal yang berhubungan dengan bisnis dan wirausaha.

Semoga bermanfaat...